Artikel

Senin, 18 Januari 2021

SEMANGAT MENULIS DAN BUDAYA LITERASI (Pertemuan ke 5)

Alhamdulillah hari ini Jumat 13 Januari 2021 perkuliahan para pegiat literasi memasuki hari yang ke 5. Tidak terasa kita sudah disuguhkan ilmu dan pengalaman luar biasa dari para nara sumber. Hari ini menu perkuliahan disuguhkan bapak Bambang Purwanto, S.Kom., G
r. atau akrab dengan sapaan “Mr. Bams”.
 Pertemuan kali ini mengangkat tema “ Menebarkan Semangat Hobi Menulis untuk Gerakan Literasi Sekolah”.

Sebagai seorang yang sudah terlanjur jatuh cinta pada dunia tulis menulis, sejatinya semangat menulis tidak sebatas keinginan memiliki blog pribadi yang selalu ramai dikunjungi, atau tidak sebatas menuangkan ide-ide hebat pada halaman-halaman buku namun jauh yang lebih hebat dan luar biasa dari semua itu adalah kita mampu menjadikan hobi ini semacam lokomotif yang akan menggerakan semangat literasi di lingkungan masing-masing.  

Hal inilah yang dilakukan Mr. Bams, menjadikan hobi menulis sebagai pondasi untuk membangun budaya literasi yang dimulai dari lingkungan sekolah. Gerakan yang dilakukan Mr. Bams dimulai sejak tahun 2015 dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diinisasi oleh Anis Baswedan. Adapun program literasi yang dilakukan Mr. Bams ketika itu adalah melaksanakan kegiatan Gerakan 15 menit membaca sebelum belajar.

Mr. Bams membuat program literasi mingguan dengan kegiatan Senin Membaca Kitab Suci (SMKS), kemudian hari selasa-kamis membaca buku non pelajaran dan pada hari Jumat ada kegiatan yang diistilahkan dengan Jumat Ayo Menulis (JAM). Program ini sesungguhnya menjadi benih yang nantinya diharapkan menjadi semacam budaya yang dilakukan secara konsisten oleh warga sekolah.

Dalam rangka mengevaluasi program ini, maka dibuat alat evaluasi berupa table dengan indikator capaian yang benar-benar terukur untuk melihat perkembangan membaca dan menulis yang dilakukan oleh seluruh siswa di sekolah. Program ini tentu saja akan memetakan siswa setidaknya menjadi  kelompok, ada siswa yang memang dengan niat yang ikhlas mengikuti program ini, ada juga siswa mengikuti program ini karena keterpaksaan. Namun jika program ini secara terus menerus dilaksanakan dan menjadi semacam “pembiasaan” di sekolah, maka siswa yang awalnya merasa terpaksa lambat laun akan menikmati program ini.

Semangat literasi dalam pandangan agama juga memiliki posisi yang cukup strategis. Kita bisa lihat misalnya dalam kajian agama (baca: Islam) bahwa ayat atau pesan pertama kali yang disampaikan Allah SWT kepada manusia adalah perintah untuk membaca (lihat QS al ‘Alaq 1-5). Perintah membaca ini bersifat umum, Tuhan dalam QS al ‘Alaq ayat 1 memerintahkan membaca apa saja, tidak sebatas teks tertulis. Menikmati keindahan alam, keindahan langit dengan bintang yang bertaburan sesungguhnya adalah proses membaca. Maka point penting yang ingin disampaikan al Quran dalam konteks ini adalah bagaimana kita bisa menjadikan membaca sebagai sebuah aktivitas yang membudaya.

1 komentar: