Artikel

Selasa, 19 Januari 2021

GURU MILLENIAL MENULIS DI BLOG (Pertemuan ke 6)

Hari ini Jumat 15 Januari 2021 merupakan pertemuan ke 6 kegiatan belajar menulis yang dimotori Omjay. Semoga pertemuan demi pertemuan bisa kita lalui dengan semangat. Kegiatan ini sungguh luar biasa, bisa mempertemukan kita dalam satu wadah yang dimana kita berasal dari daerah yang berbeda-beda, kita berasal dari tempat yang berjauhan bahkan kita tidak pernah saling berjabat tangan. Namun jarak yang jauh, daerah yang berbeda-beda tidak lagi menjadi sekat yang membatasi sebuah silaturrahmi. Sebab kecanggihan teknologi saat ini senantiasa memberikan ruang kepada kita untuk tetap berjumpa, saling mengenal dan bersilaturrahmi. 

Materi pertemuan kali ini disuguhkan oleh nara sumber yang luar biasa beliau adalah Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. Adapun menu yang disuguhkan malam ini adalah “Blog Sebagai Identitas Digital bagi Guru Millenial”. Tidak diragukan lagi Ibu Theresia memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang pendidikan, hal ini bisa kita telusuri dari ide-ide yang dituangkan di blog, nampaknya inilah pesan yang ingin disampaikan nara sumber dengan menyuguhkan tema malam ini, bahwa seorang guru sejatinya mampu menjadikan blog sebagai identitas digital. Nah dengan begitu kita bisa dengan cepat mengenal atau mengetahui tentang seseorang di era digital ini. Hanya dengan mengklik tautan atau mungkin hanya dengan menulis “kata kunci”
 menggunakan mesin pencarian google.

Sebagai seorang guru yang ditakdirkan hidup di era digital ini, saya sejatinya harus bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam melakoni peran saya sebagai seorang pendidik. Kecanggihan teknologi ini memberi dampak yang cukup positif bagi perkembangan pendidikan. Karena pendidikan dan semua komponen di dalamnya cenderung bersifat dinamis. Sebagai contoh, sebelum masa pandemi Covid-19  pembelajaran bisa kita lakukan dengan tatap muka dan ketika pandemi mulai menebar terror kita pun dipaksa untuk menutup sekolah-sekolah dan pembelajaran mulai bergeser memanfaatkan teknologi dengan system daring.

Guru millennial yang hidup di era digital ini tentu saja akan mampu mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, berbeda halnya dengan guru “Kolonial” istilah yang saya gunakan untuk guru yang tidak mampu memanfaatkan kemajuan teknologi justru akan tergilas. Namun terror yang ditebar Covid-19, dari sisi yang berbeda justru memberi dampak positif bagi guru “kolonial” sebab “mereka” dipaksa untuk melaksanakan pembelajaran dengan “daring”, dengan demikian secara otomatis  harus belajar untuk mengakrabkan diri dengan teknologi.

Pembelajaran “ala korona” yang saat ini kita lakukan akan menjadi semacam percepatan bagi seorang guru untuk mengasah kompetensi digital. Mengapa harus memiliki kompetensi tersebut? karena saat ini kita sudah memasuki abad 21 di mana salah satu jenis keterampilan yang harus dimiliki baik oleh guru maupun siswa adalah Literasi. Dan salah satu literasi dasar yang harus dimiliki adalah Literasi Digital. Di samping itu, siswa yang kita hadapi saat ini adalah siswa generasi milenial yang tentu saja mempunyai kecakapan digital karena mereka tumbuh dan akrab dengan kemajuan teknologi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Sebagai langkah awal bagi kita yang ditakdirkan hidup di era milenial ini, setidaknya bisa memanfaatkan blog sebagai media untuk mengasah kompetensi digital. Apa yang harus kita lakukan di blog? Kita berlatih untuk menulis, menulis apa saja, menulis apa yang kita rasakan, menulis apa yang kita pikirkan, terlebih lagi menulis yang berkaitan langsung dengan tugas pokok kita sebagai seorang guru misalnya dengan menulis materi pembelajaran, model dan desain pembelajaran, teknik evaluasi dan sebagainya.

Lalu bagaimana caranya membuat konten blog yang menarik dan berkualitas ? tips untuk membuat konten blog yang menarik dan berkualitas adalah (1) hindari plagiasi; (2) mudah dipahami dan diterapkan; (3) buatlah kontens yang singkat, padat, dan jelas; (4) mengkombinasikan tulisan dengan gambar, animasi atau video; (5) kontennya harus kekinian (up to date); (6) hindari konten yang berbau hoaks; (7) ciptakan  Engaging  Content: (8) lakukan swa editing untuk menghindari typo.

Jika konten yang kita buat sudah mengacu pada tips tersebut, maka langkah berikutnya adalah kita harus mengoptimalkannya lagi dengan menjadikan blog yang kita buat sebagai sebuah ruang kelas di mana siswa bisa mengakses materi pembelajaran, link video pembelajaran, soal-soal latihan dan semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran.

Saya kira ini ilmu hasil racikan yang dapat saya paparkan dari menu materi yang disuguhkan nara sumber malam ini. Mungkin masih banyak bagian dari ilmu yang dipaparkan nara sumber belum tertuang dalam resume ini, dan tentunya ini bagian dari peluang para pembaca Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17 untuk berbagi ilmu agar paparan resume ini menjadi lebih lengkap.

2 komentar:

  1. Saya senang membaca resume ini, Pak. Walaupun singkat, namun alurnya jelas dan rapi. Selamat.

    BalasHapus