Sebagai seorang guru yang ditakdirkan hidup di
era digital ini, saya sejatinya harus bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi
dalam melakoni peran saya sebagai seorang pendidik. Kecanggihan teknologi ini
memberi dampak yang cukup positif bagi perkembangan pendidikan. Karena
pendidikan dan semua komponen di dalamnya cenderung bersifat dinamis. Sebagai
contoh, sebelum masa pandemi Covid-19
pembelajaran bisa kita lakukan dengan tatap muka dan ketika pandemi
mulai menebar terror kita pun dipaksa untuk menutup sekolah-sekolah dan
pembelajaran mulai bergeser memanfaatkan teknologi dengan system daring.
Guru millennial yang hidup di era digital ini
tentu saja akan mampu mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi, berbeda halnya dengan guru “Kolonial” istilah yang saya gunakan
untuk guru yang tidak mampu memanfaatkan kemajuan teknologi justru akan
tergilas. Namun terror yang ditebar Covid-19, dari sisi yang berbeda justru memberi
dampak positif bagi guru “kolonial” sebab “mereka” dipaksa untuk melaksanakan
pembelajaran dengan “daring”, dengan demikian secara otomatis harus belajar untuk mengakrabkan diri dengan
teknologi.
Pembelajaran “ala korona” yang saat ini kita lakukan
akan menjadi semacam percepatan bagi seorang guru untuk mengasah kompetensi
digital. Mengapa harus memiliki kompetensi tersebut? karena saat ini kita sudah
memasuki abad 21 di mana salah satu jenis keterampilan yang harus dimiliki baik
oleh guru maupun siswa adalah Literasi. Dan salah satu literasi dasar yang
harus dimiliki adalah Literasi Digital. Di samping itu, siswa yang kita hadapi
saat ini adalah siswa generasi milenial yang tentu saja mempunyai kecakapan
digital karena mereka tumbuh dan akrab dengan kemajuan teknologi yang ada di lingkungan
sekitarnya.
Sebagai langkah awal bagi kita yang ditakdirkan
hidup di era milenial ini, setidaknya bisa memanfaatkan blog sebagai media
untuk mengasah kompetensi digital. Apa yang harus kita lakukan di blog? Kita berlatih
untuk menulis, menulis apa saja, menulis apa yang kita rasakan, menulis apa
yang kita pikirkan, terlebih lagi menulis yang berkaitan langsung dengan tugas
pokok kita sebagai seorang guru misalnya dengan menulis materi pembelajaran,
model dan desain pembelajaran, teknik evaluasi dan sebagainya.
Lalu bagaimana caranya membuat konten blog yang
menarik dan berkualitas ? tips untuk membuat konten blog yang menarik dan
berkualitas adalah (1) hindari plagiasi; (2) mudah dipahami dan diterapkan; (3)
buatlah kontens yang singkat, padat, dan jelas; (4) mengkombinasikan tulisan
dengan gambar, animasi atau video; (5) kontennya harus kekinian (up to
date); (6) hindari konten yang berbau hoaks; (7) ciptakan Engaging
Content: (8) lakukan swa editing untuk menghindari typo.
Jika konten yang kita buat sudah mengacu pada
tips tersebut, maka langkah berikutnya adalah kita harus mengoptimalkannya lagi
dengan menjadikan blog yang kita buat sebagai sebuah ruang kelas di mana siswa
bisa mengakses materi pembelajaran, link video pembelajaran, soal-soal latihan
dan semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran.
Saya kira ini ilmu hasil racikan yang dapat
saya paparkan dari menu materi yang disuguhkan nara sumber malam ini. Mungkin masih
banyak bagian dari ilmu yang dipaparkan nara sumber belum tertuang dalam resume
ini, dan tentunya ini bagian dari peluang para pembaca Pelatihan Belajar Menulis
Gelombang 17 untuk berbagi ilmu agar paparan resume ini menjadi lebih lengkap.
Saya senang membaca resume ini, Pak. Walaupun singkat, namun alurnya jelas dan rapi. Selamat.
BalasHapusTerima kasih cekgu...
BalasHapus