Alhamdulillah di pertemuan ke 7 ini Senin 18 Januari 2021 kita masih diberikan
anugerah kesehatan sehingga masih bisa bersilaturrahmi di majlis “Belajar
Menulis Gelombang 17”. Kita berharap pertemuan demi pertemuan bisa kita lalui
dengan semangat. Semangat ini perlu kita rawat, jaga, dan pertahankan, sebab
secara fitrah “semangat” ini tidak ubahnya seperti “hati” yang dalam bahasa
arab dikenal dengan istilah Qolb yang berarti “membalikkan” atau “memalingkan”. Dari sini
kemudian kita bisa memahami bahwa hati bersifat inkonsisten demikian pula
dengan semangat, karena itu kita berharap semoga semangat ini terus menemani
hingga aktivitas menulis menjadi bagian dari hidup kita.
Adapun narasumber hebat malam ini adalah Ibu
Noralia Purwa Yunita, M.Pd, seorang nara sumber yang memiliki “jam terbang”
luar biasa tinggi. Beliau sehari-hari adalah seorang pendidik di SMP Negeri 8
Semarang. Ibu Nora saat ini sudah menjadi penulis hebat yang karyanya tembus ke
Penerbit Mayor PT Andi Offset, hebat bukan? Sudah pasti hebat karena beliau
adalah alumni “Belajar Menulis Gelombang 8” yang merupakan hasil didikan Omjay
dan Tim.
Menu perkuliahan yang disuguhkan malam ini
adalah “Produktif Menulis Buku”. Menu ini cukup menggugah selera belajar menulis
saya, karena saya mengaggap menu ini akan menyajikan trik dan tips lezat
menulis produktif untuk mengasilkan sebuah buku. Materi yang disampaikan nara
sumber malam ini begitu detail, isinya daging semua sehingga saya agak
kesulitan membuat resume memilah dan memilih pont penting mana yang harus saya
tulis.
Malam ini nara sumber membantu kita untuk
membongkar rahasia menjadi penulis yang produktif. Produktif dalam menulis
tentu saja bukan hal yang mudah, penulis yang produktif akan terlihat dari
sejumlah karya tulis yang dihasilkannya dalam durasi waktu singkat karena itulah
kemudian menjadi penulis produktif membutuhkan keistiqomahan dalam menghasilkan
sebuah karya.
Berdasarkan pemaparan nara sumber, bahwa ada 5
trik yang dapat kita lakukan jika ingin menjadi penulis produktif yang
menghasilkan beberapa karya dalam waktu singkat.
PERTAMA, Mengikuti program menulis antologi atau
kolaborasi. Program menulis ini sebagai langkah awal untuk menyadarkan kita
bahwa setiap orang memiliki potensi diri. Jika kita masih merasa belum “percaya
diri” misalnya menulis solo, maka setidaknya kita memilih alternative mengikuti
program menulis antologi atau kolaborasi. Manfaat lain dari mengikuti program
menulis kolaborasi adalah kita tidak terbebani menulis terlalu banyak bab untuk
dijadikan buku. Di samping itu tentu kita akan banyak belajar dari
pemikiran-pemikiran penulis lain.
KEDUA, Menulis setiap hari di blog. Menulis
tiap hari tentu tidak mudah namun bukan berarti kita tidak berpeluang untuk
dapat melakukannya. Menulis tiap hari menuntut
konsistensi dan keistiqomahan kita. Hal ini bisa kita capai jika kita
mau mencoba dan terus berlatih. Seperti yang dilakukan nara sumber ketika
menjadi “anak didik” Omjay, setiap hari menulis di blog dan tulisan-tulisan ini
dikumpulkan dan diracik dengan melakukan perbaikan di sana sini sehingga menghasilkan
sebuah buku yang diberi judul “Jurus Jitu menulis dan berprestasi” yang
merupakan kumpulan resume dari pelatihan bersama Om Jay
KETIGA, Menulis di media social. Di samping
rajin menulis di blog, kita juga bisa memanfaatkan media social misalnya dengan
membuat status di Facebook atau instagram. Tulislah hal-hal menarik seperti
cerita motivasi, pengalaman pribadi ataupun cerpen. Jika kita bisa konsisten
menulis tiap hari, maka itu sangat mudah untuk kemudian dikumpulkan dan
dibukukan.
KEEMPAT Menulis buku harian. Produktif menulis
bisa juga kita lakukan dengan memanfaatkan diary atau buku harian. Kita bisa
mencurahkan semua rasa yang kita miliki di buku harian, baik sedih, senang atau
apapun yang kita rasakan. Jika catatan harian ini sudah terkumpul, maka kita
bisa merubah cerita dalam catatan itu ke dalam karya fiksi atau pengalaman
pribadi yang selanjutnya bisa dibukukan.
KELIMA undang
siswa untuk menulis. Jika kita berprofesi sebagai seorang guru, kita bisa
memberikan tugas kepada siswa menulis pusi, cerpen atau pantun dengan tema
tertentu. Jika karya-karya tersebut sudah terkumpul tentu selanjutnya bisa
didokumentasikan dalam bentuk buku. Di samping itu cara lain yang bisa kita
lakukan misalnya dengan membuat Grup menulis lalu undanglah siswa untuk
bergabung dan berkontribusi dalam bentuk membuat karya tulis. Agar terarah,
kita bisa menentukan tema tulisan yang bisa dipilih oleh siswa. Karya tulisan
yang terkumpul di grup ini selanjutnya tentu saja bisa kita dokumentasikan
dalam bentuk buku.
Bagaimana teknik menulis buku?
Pertanyaan ini perlu kita pahami jawabannya
agar karya yang nantinya kita hasilkan bisa menjadi karya yang berkualitas.
Lalu apa saja teknisnya? (1). Tentukan tema buku yang akan ditulis; (2) Buatlah
Outline / TOC/ Daftar isi; (3) membuat jadwal berdasarkan outline; (4) Mulai
menulis berdasarkan outline yang sudah dibuat; (5) melakukan revisi dengan
bantuan yaitu minta beberapa teman membaca naskah yang ditulis untuk bisa
menemukan kesalahan-kesalahan terutama dalam penulisan; (6) Terakhir penerbit, Setelah
semua tahapan sudah dilalui, maka tahapan yang terakhir adalah masuk ke
penerbit.
Bagaimana membuat daftar isi yang baik?
Sebelum mulai menulis karya, kita harus membuat
daftar isi karena hal ini sangatlah penting. Beberapa alasan pentingnya
pembuatan daftar isi adalah (1) daftar isi merupakan kerangka pikiran dalam
menuangkan setiap ide dalam buku yangg akan ditulis; (2) daftar isi membantu
kita menjabarkan tiap bab dan sub bab dalam buku; (3) daftar isi membantu kita
memahami secara utuh awal dan akhir dari buku yang akan kita tulis; (4)
Membantu kita dalam mencari referensi / pustaka yang kita butuhkan; (5) Agar
tulisan dalam buku lebih terfokus dan tidak sampai keluar dari topic bahasan; (6)
Dan yang paling penting, daftar isi membantu kita untuk membuat target kapan buku
itu harus selesai. Misalnya jika kita memiliki 5 bab dalam daftar isi, kita
mungkin dapat menargetkan kelima bab ini harus selesai dalam 5 bulan. Berarti 1
bab harus selesai dalam 1 bulan. Dengan adanya target tersebut, tentu kita akan
mudah untuk menyelesaikan buku dalam durasi waktu yang singkat.
Membuat daftar isi yang baik harus menentukan
dulu jenis naskah yang akan dipublikasikan, apakah naskah tersebut fiksi atau
non fiksi. Jika naskah tersebut non fiksi maka formula yang digunakan adalah 2W+ 1H, artinya rangkaian bab pada buku yang
akan ditulis harus mendeskripsikan jawaban dari pertanyaan WHY, WHAT, dan HOW. Dengan
demikian, maka harus dipartisi menjadi 3 bagian, bab awal mendeskripsikan jawaban untuk
pertanyaan “WHY”.
Selanjutnya bagian bab kedua menjawab WHAT
(apa) artinya bab tersebut menjelaskan pengertian, jenis, atau mungkin ciri
khusus dari apa yang akan kita tulis di buku tersebut. Sebagai contoh: jika
kita menulis tentang “Mengenal Media”, maka perlu pertanyaan turunan yaitu “Apa
Itu Media” lalu apa jenis-jenisnya dan sebagainya.
Adapun bab berikutnya yang biasanya merupakan
bab akhir, biasanya menjawab HOW (bagaimana). Nah, untuk menjawab HOW ini,
dapat dibuat lebih dari 1 bab karena How meliputi tahap pembuatan, pelaksanaan,
penerapan, hasil dan kelebihan serta kekurangan. Misalnya Penerapan Model Pembelajaran
TGT, lalu bagaimana implementasinya, skenarionya, hubungannya dengan model yang
lain serta kelebihan dan kekurangannya.
Sedangkan naskah fiksi seperti novel, maka cara
membuat daftar isi adalah dengan:
1. Tentukan prolog, Biasanya pengenalan tokoh,
setting cerita, awal cerita. Biasanya di prolog ini belum ada konflik, alur
juga belum terlalu terlihat karena masih merupakan bagian awal dari cerita
2. Tentukan konflik cerita, biasanya di bab-bab
pertengahan sudah mulai muncul apa yang menjadikan konflik atau permasalahan
dari cerita itu. Ini merupakan bab inti karena di dalamnya ada hikmah yang
dapat diambil dari pembaca
3. Tentukan klimaks dari konflik. Ini biasanya
masih ada di bab pertengahan yang merupakan puncak dari konflik yang terjadi.
4. Tentukan solusi dari konflik yang ada. Ini
merupakan bagian bab sebelum akhir bab. Biasanya penulis menyajikan solusi permasalahan
dari konflik.
Nah inilah rahasia untuk menjadi penulis
produktif. Jika anda ingin menjadi penulis produktif yang bisa menyelesaikan
penulisan buku dalam durasi singkat tanpa mengabaikan kualitas, maka tips dan
trik yang dipaparkan di atas menjadi menu wajib yang harus dipedomani. Demikian
hasil dari resume pertemuan ke 7 yang bisa saya ramu dari pemaparan nara sumber.
Mungkin jika ada hal yang terlewat, mohon kiranya diberikan catatan di kolom
komentar. Saran dan masukkan anda menjadi solusi terbaik agar tulisan ini
menjadi lebih baik.
Intro sudah bagus,, isi resume juga sudah dilihat dari sudut pandang penulis, tidak hanya asal copAs dari apa yang disampaikan Narsum. Namun, jika nantinya akan dibuat menjadi buku, alangkah baiknya jika tetap mempertahankan EYD. Tetap semangat pak 😁
BalasHapusTerima kasih Nara sumber hebat...teruslah menginspirasi Bu...mohon bimbingannya
BalasHapussemakin melakukan blog walking, semakin melihat passion penulis yang beraneka
BalasHapus