Artikel

Kamis, 21 Januari 2021

MEMBONGKAR RAHASIA MENJADI PENULIS PRODUKTIF (Pertemuan 7)

Alhamdulillah di pertemuan ke 7 ini Senin 18 Januari 2021 kita masih diberikan anugerah kesehatan sehingga masih bisa bersilaturrahmi di majlis “Belajar Menulis Gelombang 17”. Kita berharap pertemuan demi pertemuan bisa kita lalui dengan semangat. Semangat ini perlu kita rawat, jaga, dan pertahankan, sebab secara fitrah “semangat” ini tidak ubahnya seperti “hati” yang dalam bahasa arab dikenal dengan istilah Qolb yang berarti “membalikkan” atau “memalingkan”. Dari sini kemudian kita bisa memahami bahwa hati bersifat inkonsisten demikian pula dengan semangat, karena itu kita berharap semoga semangat ini terus menemani hingga aktivitas menulis menjadi bagian dari hidup kita.

Adapun narasumber hebat malam ini adalah Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd, seorang nara sumber yang memiliki “jam terbang” luar biasa tinggi. Beliau sehari-hari adalah seorang pendidik di SMP Negeri 8 Semarang. Ibu Nora saat ini sudah menjadi penulis hebat yang karyanya tembus ke Penerbit Mayor PT Andi Offset, hebat bukan? Sudah pasti hebat karena beliau adalah alumni “Belajar Menulis Gelombang 8” yang merupakan hasil didikan Omjay dan Tim.

Menu perkuliahan yang disuguhkan malam ini adalah “Produktif Menulis Buku”. Menu ini cukup menggugah selera belajar menulis saya, karena saya mengaggap menu ini akan menyajikan trik dan tips lezat menulis produktif untuk mengasilkan sebuah buku. Materi yang disampaikan nara sumber malam ini begitu detail, isinya daging semua sehingga saya agak kesulitan membuat resume memilah dan memilih pont penting mana yang harus saya tulis.

Malam ini nara sumber membantu kita untuk membongkar rahasia menjadi penulis yang produktif. Produktif dalam menulis tentu saja bukan hal yang mudah, penulis yang produktif akan terlihat dari sejumlah karya tulis yang dihasilkannya dalam durasi waktu singkat karena itulah kemudian menjadi penulis produktif membutuhkan keistiqomahan dalam menghasilkan sebuah karya.

Berdasarkan pemaparan nara sumber, bahwa ada 5 trik yang dapat kita lakukan jika ingin menjadi penulis produktif yang menghasilkan beberapa karya dalam waktu singkat.

PERTAMA,  Mengikuti program menulis antologi atau kolaborasi. Program menulis ini sebagai langkah awal untuk menyadarkan kita bahwa setiap orang memiliki potensi diri. Jika kita masih merasa belum “percaya diri” misalnya menulis solo, maka setidaknya kita memilih alternative mengikuti program menulis antologi atau kolaborasi. Manfaat lain dari mengikuti program menulis kolaborasi adalah kita tidak terbebani menulis terlalu banyak bab untuk dijadikan buku. Di samping itu tentu kita akan banyak belajar dari pemikiran-pemikiran penulis lain.

KEDUA, Menulis setiap hari di blog. Menulis tiap hari tentu tidak mudah namun bukan berarti kita tidak berpeluang untuk dapat melakukannya. Menulis tiap hari menuntut  konsistensi dan keistiqomahan kita. Hal ini bisa kita capai jika kita mau mencoba dan terus berlatih. Seperti yang dilakukan nara sumber ketika menjadi “anak didik” Omjay, setiap hari menulis di blog dan tulisan-tulisan ini dikumpulkan dan diracik dengan melakukan perbaikan di sana sini sehingga menghasilkan sebuah buku yang diberi judul “Jurus Jitu menulis dan berprestasi” yang merupakan kumpulan resume dari pelatihan bersama Om Jay

KETIGA, Menulis di media social. Di samping rajin menulis di blog, kita juga bisa memanfaatkan media social misalnya dengan membuat status di Facebook atau instagram. Tulislah hal-hal menarik seperti cerita motivasi, pengalaman pribadi ataupun cerpen. Jika kita bisa konsisten menulis tiap hari, maka itu sangat mudah untuk kemudian dikumpulkan dan dibukukan.

KEEMPAT Menulis buku harian. Produktif menulis bisa juga kita lakukan dengan memanfaatkan diary atau buku harian. Kita bisa mencurahkan semua rasa yang kita miliki di buku harian, baik sedih, senang atau apapun yang kita rasakan. Jika catatan harian ini sudah terkumpul, maka kita bisa merubah cerita dalam catatan itu ke dalam karya fiksi atau pengalaman pribadi yang selanjutnya bisa dibukukan.

KELIMA  undang siswa untuk menulis. Jika kita berprofesi sebagai seorang guru, kita bisa memberikan tugas kepada siswa menulis pusi, cerpen atau pantun dengan tema tertentu. Jika karya-karya tersebut sudah terkumpul tentu selanjutnya bisa didokumentasikan dalam bentuk buku. Di samping itu cara lain yang bisa kita lakukan misalnya dengan membuat Grup menulis lalu undanglah siswa untuk bergabung dan berkontribusi dalam bentuk membuat karya tulis. Agar terarah, kita bisa menentukan tema tulisan yang bisa dipilih oleh siswa. Karya tulisan yang terkumpul di grup ini selanjutnya tentu saja bisa kita dokumentasikan dalam bentuk buku.

Bagaimana teknik menulis buku?

Pertanyaan ini perlu kita pahami jawabannya agar karya yang nantinya kita hasilkan bisa menjadi karya yang berkualitas. Lalu apa saja teknisnya? (1). Tentukan tema buku yang akan ditulis; (2) Buatlah Outline / TOC/ Daftar isi; (3) membuat jadwal berdasarkan outline; (4) Mulai menulis berdasarkan outline yang sudah dibuat; (5) melakukan revisi dengan bantuan yaitu minta beberapa teman membaca naskah yang ditulis untuk bisa menemukan kesalahan-kesalahan terutama dalam penulisan; (6) Terakhir penerbit, Setelah semua tahapan sudah dilalui, maka tahapan yang terakhir adalah masuk ke penerbit.

Bagaimana membuat daftar isi yang baik?

Sebelum mulai menulis karya, kita harus membuat daftar isi karena hal ini sangatlah penting. Beberapa alasan pentingnya pembuatan daftar isi adalah (1) daftar isi merupakan kerangka pikiran dalam menuangkan setiap ide dalam buku yangg akan ditulis; (2) daftar isi membantu kita menjabarkan tiap bab dan sub bab dalam buku; (3) daftar isi membantu kita memahami secara utuh awal dan akhir dari buku yang akan kita tulis; (4) Membantu kita dalam mencari referensi / pustaka yang kita butuhkan; (5) Agar tulisan dalam buku lebih terfokus dan tidak sampai keluar dari topic bahasan; (6) Dan yang paling penting, daftar isi  membantu kita untuk membuat target kapan buku itu harus selesai. Misalnya jika kita memiliki 5 bab dalam daftar isi, kita mungkin dapat menargetkan kelima bab ini harus selesai dalam 5 bulan. Berarti 1 bab harus selesai dalam 1 bulan. Dengan adanya target tersebut, tentu kita akan mudah untuk menyelesaikan buku dalam durasi waktu yang singkat.

Membuat daftar isi yang baik harus menentukan dulu jenis naskah yang akan dipublikasikan, apakah naskah tersebut fiksi atau non fiksi. Jika naskah tersebut non fiksi maka formula yang digunakan adalah  2W+ 1H, artinya rangkaian bab pada buku yang akan ditulis harus mendeskripsikan jawaban dari pertanyaan WHY, WHAT, dan HOW. Dengan demikian, maka harus dipartisi menjadi 3 bagian,  bab awal mendeskripsikan jawaban untuk pertanyaan “WHY”.

Selanjutnya bagian bab kedua menjawab WHAT (apa) artinya bab tersebut menjelaskan pengertian, jenis, atau mungkin ciri khusus dari apa yang akan kita tulis di buku tersebut. Sebagai contoh: jika kita menulis tentang “Mengenal Media”, maka perlu pertanyaan turunan yaitu “Apa Itu Media” lalu apa jenis-jenisnya dan sebagainya.

Adapun bab berikutnya yang biasanya merupakan bab akhir, biasanya menjawab HOW (bagaimana). Nah, untuk menjawab HOW ini, dapat dibuat lebih dari 1 bab karena How meliputi tahap pembuatan, pelaksanaan, penerapan, hasil dan kelebihan serta kekurangan. Misalnya Penerapan Model Pembelajaran TGT, lalu bagaimana implementasinya, skenarionya, hubungannya dengan model yang lain serta kelebihan dan kekurangannya.

Sedangkan naskah fiksi seperti novel, maka cara membuat daftar isi adalah dengan:

1. Tentukan prolog, Biasanya pengenalan tokoh, setting cerita, awal cerita. Biasanya di prolog ini belum ada konflik, alur juga belum terlalu terlihat karena masih merupakan bagian awal dari cerita

2. Tentukan konflik cerita, biasanya di bab-bab pertengahan sudah mulai muncul apa yang menjadikan konflik atau permasalahan dari cerita itu. Ini merupakan bab inti karena di dalamnya ada hikmah yang dapat diambil dari pembaca

3. Tentukan klimaks dari konflik. Ini biasanya masih ada di bab pertengahan yang merupakan puncak dari konflik yang terjadi.

4. Tentukan solusi dari konflik yang ada. Ini merupakan bagian bab sebelum akhir bab. Biasanya penulis menyajikan solusi permasalahan dari konflik.

Nah inilah rahasia untuk menjadi penulis produktif. Jika anda ingin menjadi penulis produktif yang bisa menyelesaikan penulisan buku dalam durasi singkat tanpa mengabaikan kualitas, maka tips dan trik yang dipaparkan di atas menjadi menu wajib yang harus dipedomani. Demikian hasil dari resume pertemuan ke 7 yang bisa saya ramu dari pemaparan nara sumber. Mungkin jika ada hal yang terlewat, mohon kiranya diberikan catatan di kolom komentar. Saran dan masukkan anda menjadi solusi terbaik agar tulisan ini menjadi lebih baik.

3 komentar:

  1. Intro sudah bagus,, isi resume juga sudah dilihat dari sudut pandang penulis, tidak hanya asal copAs dari apa yang disampaikan Narsum. Namun, jika nantinya akan dibuat menjadi buku, alangkah baiknya jika tetap mempertahankan EYD. Tetap semangat pak 😁

    BalasHapus
  2. Terima kasih Nara sumber hebat...teruslah menginspirasi Bu...mohon bimbingannya

    BalasHapus
  3. semakin melakukan blog walking, semakin melihat passion penulis yang beraneka

    BalasHapus