Artikel

Selasa, 09 Maret 2021

DISIPLIN DALAM MENULIS (Pertemuan ke 28)

Perkuliahan “Belajar Menulis” kali ini Senin 8 Maret 2021 disajikan oleh narasumber hebat yaitu Ibu Tini. Nama lengkap beliau Tini Sumartini kelahiran Bandung 13 Juni 1968. Beliau termasuk pemula dalam menulis namun karyanya seperti penulis professional. Detail profil beliau bisa diakses di https://ambuguru.blogspot.com/2021/01/biodataku.html

Di awal pemaparannya, Ibu Tini menjelaskan bahwa sebenarnya beliau  terlambat jatuh cinta pada dunia literasi karena beliau baru mulai belajar menulis pada usia di atas 50 tahun. Namun prinsip yang selalu dijadikan motto adalah  'never too old to learn, dengan demikian usia sesungguhnya hanyalah persoalan waktu. Pada usia berapapun kita belajar selama ikhtiar itu dilakukan dengan sepenuh hati, maka sudah pasti kita akan menuai hasil yang maksimal.

Dalam menulis kita harus bisa membangun motivasi yang kuat, kita harus bisa berekspektasi yang tinggi untuk menerbitkan buku. Jika seorang PNS kita bisa menjadikan menulis sebagai sebuah motivasi untuk pengajuan kenaikan pangkat.  Dengan demikian, meciptakan sebuah ekspektasi sedari awal akan menjadi sebuah “cambuk” yang selanjutnya akan selalu mengontrol kita untuk mewujudkan target yang telah ditetapkan. Sebagai penulis pemula hal inilah yang harus kita lakukan karena kuncinya tiada lain adalah disiplin diri.

Lalu apa saja tips dalam membangun kedispilinan diri agar bisa konsisten menulis? Berkut ini tips yang bisa diaplikasikan:

PERTAMA, Mulai bergabung dengan komunitas bloger. Hal ini perlu dilakukan sebagai ikhtiar awal membangun budaya menulis. Budaya ini adalah hal utama yang harus dibentuk terlebih lagi kita sebagai seorang penulis pemula

Dengan bergabung di komunitas blogger setidaknya menjadi sebuah proses membangun budaya menulis, budaya tidak bisa tercipta begitu saja namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika tergabung dalam komunitas blogger rutinitas menulis kita akan terjaga, sebab akan banyak tantangan yang akan disuguhkan oleh komunitas tersebut untuk memicu kita mau dan terus menulis dan menulis.

KEDUA, Meluangkan waktu untuk menulis. Meluangkan waktu menulis artinya kita harus mampu menciptakan waktu tesendiri untuk menulis, bukan menunggu ada waktu baru kemudian menulis. Jangan mencari waktu luang, tetapi ciptakan waktu luang. Mari ita investasikan waktu yang kita miliki untuk membangun budaya menulis yang nantinya menjadi karya abadi yang akan kita wariskan ke anak cucu.

KETIGA,  Menetapkan target. Target ini adalah trik paling jitu  untuk membunuh rasa malas. Target ini akan menjadi seacam “cambuk” atau “alarm” yang nantinya akan mengingatkan kita ketika rasa malas menggerogoti.

KEEMPAT, Memperbanyak membaca. Membaca adalah kunci utama menggapai kesuksesan. Akan banyak manfaat yang kita peroleh dari membaca karena itulah dalam ajaran agama (baca:Islam) wayu yang pertama kali diturunkan adalah yang berkaitan dengan membaca. Membaca apa saja, baik yang berupa teks maupun non teks.

Dengan membaca kita bisa menambah kekayaan dari kontens tulisan karena dengan membaca secara otomatis akan menambah perbendaharaan kosa kata, menambah istilah-istilah. Di samping itu dengan membaca kita bisa memicu munculnya ide dalam menulis.  

KELIMA, Melakukan blog walking. Blog walking atau silaturrahmi ke blog orang juga menjadi tips hebat yang bisa kita terapkan dalam membangun kedisiplinan menulis. Dengan melakukan silaturrahmi ke banyak blog akan  menambah wawasan pengetahuan dari posting-an orang lain.

Silaturrahmi ke blog harus disertai dengan memberi komentar, saran-saran yang membangun.  Memberi komentar untuk penulis pada blog akan menjadi semacam motivasi bagi penulis karena  merasa dihargai sehingga mereka akan terus berkarya. Karena kita juga penulis, suatu saat kita pun akan mengalami rasa senang ketika ada orang lain yang mengapresiasi karya kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar