Alhamdulillah kembali malam ini 29 Januari 2021 kita bersilaturrahmi di kelas maya “Belajar Menulis Gelombag 17”. Berharap semangat terus menemani agar kita tidak tergerus kejenuhan dan kesibukkan yang kemudian membuat aktivitas menulis menjadi terbengkalai.
Pertemuan ke 12 ini kita akan ditemani oleh
seorang narasumber hebat yang berasal dari Tana Toraja Provinsi Sulawesi
Selatan. Jauh-jauh dari Sulawesi Selatan, beliau menyempatkan diri untuk silaturrahmi
dan berbagi pengalaman pada malam ini. Kecanggihan teknologi membuat Tana
Toraja menjadi semakin dekat
Narasumber kita malam ini adalah Pak Yulius
Roma Patandean, S.Pd seorang guru yang mengajar Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana
Toraja. Beliau kelahiran 6 Juli 1988 dan merupakan salah satu alumni kelas
belajar menulis gelombang 8, yang bukunya sudah tembus 2 kali ke penerbit
mayor.
Buku Digital Transformation telah diterbitkan
oleh Penerbit ANDI dan menyusul Buku berjudul Flipped Classroom yang akan
diterbitkan juga oleh Penerbit ANDI. Kedua buku ini adalah tulisan kolaborasi Pak
Yulius dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Buku Guru Menulis Guru Berkarya
adalah buku kumpulan resume Pelatihan Belajar Menulis gelombang 8. Sementara
Buku Tetesan Di Ujung Pena adalah buku kumpulan puisi yang ditulis di bulan
September-Desember 2020.
Pada prinsipnya kita sesungguhnya memiliki dua
modal dasar dalam mendokumentasikan karya tulis yaitu ide dan pengalaman. Kedua
modal ini tidak akan bermanfaat jika kemudian tidak kita olah dan kembangkan
menjadi sebuah karya tulis yang bermanfaat. Hal ini sesungguhnya mudah
dilakukan karena kita semua memiliki potensi dalam menulis.
Untuk menggali potensi menulis tersebut,
langkah awal yang perlu kita lakukan adalah dengan berlatih dan terus berlatih
menulis. Salah satu yang paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan
membuat resume dari materi perkuliahan online “Belajar Menulis” yang diinisiasi
oleh Omjay dkk. Resume ini akan melatih keistiqomahan kita menulis, mengasah
otak untuk berpikir memunculkan ide-ide kreatif yang selanjutnya dituangkan
dalam tulisan. Resume ini menjadi sangat mudah karena kontennya sudah ada,
tinggal kita berinovasi melakukan tambal-sulam agar rangkaian kata-katanya
mudah dicerna.
Menulislah tanpa beban, seperti air yang mengalir dari
ketinggian, di mana ia akan berhenti di tempat yang datar untuk menjadi satu
kumpulan yang besar. Demikianlah kata demi kata yang kita tuliskan, sedikit
demi sedikit, pada akhirnya akan terkumpul menjadi naskah yang bisa dibukukan.
(Yulius Roma Patandean)
Sebuah buku berdasarkan format yang ditetapkan
UNESCO minimal berisi 40 halaman, jika kita menulis minimal 20 resume dengan
jumlah 5 halaman pada setiap resumenya sebagaimana program pelatihan “Belajar
Menulis” ini kita bisa selesaikan dengan
baik, maka dengan ukuran kertas A5 akan menghasilkan buku dengan jumlah
100 halaman.
Sebagai ikhtiar kita untuk membangun motivasi
dalam menulis, kita harus selalu berbagi agar tulisan tersebut memberi manfaat
untuk orang lain. Ketika tulisan mendatangkan kebermanfaatan untuk orang lain
maka rasa percaya diri kita akan terbangun dan secara otomatis akan membangkitkan
motivasi kita untuk menulis dan terus menulis. Kita bisa berbagi melalui blog,
WA Grup sekolah, menulis artikel di laman guruberbagi.kemdikbud.go.id, atau
bisa juga yang paling sederhana melalui KKG dan MGMP.
Di samping itu berbagi untuk membangkitkan motivasi
menulis bisa kita lakukan dengan mengajak rekan-rekan guru di sekolah agar mau menulis.
Untuk memprofokasi mereka menulis kita harus menyiapkan bukti karya yang sudah
kita terbitkan. Dengan demikian strategi ini bisa memotivasi mereka untuk
menulis. Jika ada guru yang berminat tinggal kita arahkan sesuai dengan
minatnya, misalkan jika guru Bahasa Indonesia kita bisa mengarahkannya menulis
puisi untuk kemudian dikumpulkan dalam satu naskah dan selanjutnya diterbitkan
menjadi sebuah buku. Jika guru Pendidikan Agama Islam misalnya, bisa kita
arahkan untuk membuat naskah khutbah yang kemudian bisa kita kumpulkan dan
terbitkan menjadi sebuah buku kumpulan khutbah.
Strategi ini seperti yang dikatakan Bapak
Yulius adalah yang paling sederhana. Sehingga beliau pernah mengajak
rekan-rekan guru membuat karya puisi. Setelah dua bulan berjalan akhirnya
terkumpul 71 puisi yang siap dibukukan dengan judul buku Merajut Asa di Badai
Korona
Ikhtiar berbagi yang kita lakukan ini sebagai
jawaban bahwa menerbitkan buku itu sangatlah mudah. Sebab sering kali kita berpikir bahwa
menerbitkan buku adalah sangat sulit, terlebih lagi jika kita hanya seorang
guru yang tidak dituntut membuat sebuah karya tulis, beda halnya dengan dosen
yang mana menulis menjadi sebuah kewajiban. Maka dari sini kemudian kebanyakan
kita berpikir jika menulis sangatlah sulit, harus ilmiah, dan bahkan harus
mengerutkan dahi untuk berpikir dalam. Namun ternyata menulis pada prinsipnya
sangatlah mudah, kita bisa menulis hal-hal yang paling sederhana yang bisa kita
temukan di sekitar dan yang paling penting dari semua itu adalah bahwa kita
bisa melakukannya.
Banyak imbasan yang muncul ketika kita berhasil
menerbitkan sebuah karya tulis, terlebih lagi bagi guru-guru yang berstatus PNS
yang mana karya tulis ini sangat diperlukan pada saat kenaikan pangkat. Dengan
demikian kita yang menjadi guru PNS setidaknya bisa menjadi motivator yang akan
memotivasi rekan-rekan guru lainnya untuk membangkitkan semangat untuk menulis.
Terlebih bagi guru-guru PNS yang ada di grup menulis PGRI ini, mari kita
menjadi pionir untuk mengkampanyekan naik pangkat secara bermartabat melalui
karya tulis yang ber-ISBN.
Resume dari materi yang disampaikan narasumber
pada perkuliahan online “Belajar Menulis” bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan
kenaikan pangkat bagi rekan-rekan guru. Buku kumpulan resume adalah buku yang
berisi juga tentang pendidikan, yakni metode penulisan, motivasi tentang
belajar, strategi menulis dan sebagainya. Bahkan kita bisa mendesain buku
kumpulan resume ini menjadi lebih mengarah pada pendidikan untuk selanjutnya
kita terbitkan untuk kebutuhan kenaikan pangkat. Buku dalam bidang pendidikan
yang dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN, nilainya 3. Sementara buku yang
dicetak oleh penerbit namun tidak
ber-ISBN nilainya 1,5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar