Artikel

Selasa, 09 Maret 2021

MOTIVASI MENULIS (Pertemuan ke 12)


Alhamdulillah kembali malam ini 29 Januari 2021 kita bersilaturrahmi di kelas maya “Belajar Menulis Gelombag 17”. Berharap semangat terus menemani agar kita tidak tergerus kejenuhan dan kesibukkan yang kemudian membuat aktivitas menulis menjadi terbengkalai.

Pertemuan ke 12 ini kita akan ditemani oleh seorang narasumber hebat yang berasal dari Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan. Jauh-jauh dari Sulawesi Selatan, beliau menyempatkan diri untuk silaturrahmi dan berbagi pengalaman pada malam ini. Kecanggihan teknologi membuat Tana Toraja menjadi semakin dekat

Narasumber kita malam ini adalah Pak Yulius Roma Patandean, S.Pd seorang guru yang mengajar Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja. Beliau kelahiran 6 Juli 1988 dan merupakan salah satu alumni kelas belajar menulis gelombang 8, yang bukunya sudah tembus 2 kali ke penerbit mayor.

Buku Digital Transformation telah diterbitkan oleh Penerbit ANDI dan menyusul Buku berjudul Flipped Classroom yang akan diterbitkan juga oleh Penerbit ANDI. Kedua buku ini adalah tulisan kolaborasi Pak Yulius dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Buku Guru Menulis Guru Berkarya adalah buku kumpulan resume Pelatihan Belajar Menulis gelombang 8. Sementara Buku Tetesan Di Ujung Pena adalah buku kumpulan puisi yang ditulis di bulan September-Desember 2020.

Pada prinsipnya kita sesungguhnya memiliki dua modal dasar dalam mendokumentasikan karya tulis yaitu ide dan pengalaman. Kedua modal ini tidak akan bermanfaat jika kemudian tidak kita olah dan kembangkan menjadi sebuah karya tulis yang bermanfaat. Hal ini sesungguhnya mudah dilakukan karena kita semua memiliki potensi dalam menulis.

Untuk menggali potensi menulis tersebut, langkah awal yang perlu kita lakukan adalah dengan berlatih dan terus berlatih menulis. Salah satu yang paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat resume dari materi perkuliahan online “Belajar Menulis” yang diinisiasi oleh Omjay dkk. Resume ini akan melatih keistiqomahan kita menulis, mengasah otak untuk berpikir memunculkan ide-ide kreatif yang selanjutnya dituangkan dalam tulisan. Resume ini menjadi sangat mudah karena kontennya sudah ada, tinggal kita berinovasi melakukan tambal-sulam agar rangkaian kata-katanya mudah dicerna.

Menulislah tanpa beban, seperti air yang mengalir dari ketinggian, di mana ia akan berhenti di tempat yang datar untuk menjadi satu kumpulan yang besar. Demikianlah kata demi kata yang kita tuliskan, sedikit demi sedikit, pada akhirnya akan terkumpul menjadi naskah yang bisa dibukukan.

(Yulius Roma Patandean)

Sebuah buku berdasarkan format yang ditetapkan UNESCO minimal berisi 40 halaman, jika kita menulis minimal 20 resume dengan jumlah 5 halaman pada setiap resumenya sebagaimana program pelatihan “Belajar Menulis” ini kita bisa selesaikan dengan  baik, maka dengan ukuran kertas A5 akan menghasilkan buku dengan jumlah 100 halaman.

Sebagai ikhtiar kita untuk membangun motivasi dalam menulis, kita harus selalu berbagi agar tulisan tersebut memberi manfaat untuk orang lain. Ketika tulisan mendatangkan kebermanfaatan untuk orang lain maka rasa percaya diri kita akan terbangun dan secara otomatis akan membangkitkan motivasi kita untuk menulis dan terus menulis. Kita bisa berbagi melalui blog, WA Grup sekolah, menulis artikel di laman guruberbagi.kemdikbud.go.id, atau bisa juga yang paling sederhana melalui KKG dan MGMP.

Di samping itu berbagi untuk membangkitkan motivasi menulis bisa kita lakukan dengan mengajak rekan-rekan guru di sekolah agar mau menulis. Untuk memprofokasi mereka menulis kita harus menyiapkan bukti karya yang sudah kita terbitkan. Dengan demikian strategi ini bisa memotivasi mereka untuk menulis. Jika ada guru yang berminat tinggal kita arahkan sesuai dengan minatnya, misalkan jika guru Bahasa Indonesia kita bisa mengarahkannya menulis puisi untuk kemudian dikumpulkan dalam satu naskah dan selanjutnya diterbitkan menjadi sebuah buku. Jika guru Pendidikan Agama Islam misalnya, bisa kita arahkan untuk membuat naskah khutbah yang kemudian bisa kita kumpulkan dan terbitkan menjadi sebuah buku kumpulan khutbah.

Strategi ini seperti yang dikatakan Bapak Yulius adalah yang paling sederhana. Sehingga beliau pernah mengajak rekan-rekan guru membuat karya puisi. Setelah dua bulan berjalan akhirnya terkumpul 71 puisi yang siap dibukukan dengan judul buku Merajut Asa di Badai Korona

Ikhtiar berbagi yang kita lakukan ini sebagai jawaban bahwa menerbitkan buku itu sangatlah  mudah. Sebab sering kali kita berpikir bahwa menerbitkan buku adalah sangat sulit, terlebih lagi jika kita hanya seorang guru yang tidak dituntut membuat sebuah karya tulis, beda halnya dengan dosen yang mana menulis menjadi sebuah kewajiban. Maka dari sini kemudian kebanyakan kita berpikir jika menulis sangatlah sulit, harus ilmiah, dan bahkan harus mengerutkan dahi untuk berpikir dalam. Namun ternyata menulis pada prinsipnya sangatlah mudah, kita bisa menulis hal-hal yang paling sederhana yang bisa kita temukan di sekitar dan yang paling penting dari semua itu adalah bahwa kita bisa melakukannya.

Banyak imbasan yang muncul ketika kita berhasil menerbitkan sebuah karya tulis, terlebih lagi bagi guru-guru yang berstatus PNS yang mana karya tulis ini sangat diperlukan pada saat kenaikan pangkat. Dengan demikian kita yang menjadi guru PNS setidaknya bisa menjadi motivator yang akan memotivasi rekan-rekan guru lainnya untuk membangkitkan semangat untuk menulis. Terlebih bagi guru-guru PNS yang ada di grup menulis PGRI ini, mari kita menjadi pionir untuk mengkampanyekan naik pangkat secara bermartabat melalui karya tulis yang ber-ISBN.

Resume dari materi yang disampaikan narasumber pada perkuliahan online “Belajar Menulis” bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kenaikan pangkat bagi rekan-rekan guru. Buku kumpulan resume adalah buku yang berisi juga tentang pendidikan, yakni metode penulisan, motivasi tentang belajar, strategi menulis dan sebagainya. Bahkan kita bisa mendesain buku kumpulan resume ini menjadi lebih mengarah pada pendidikan untuk selanjutnya kita terbitkan untuk kebutuhan kenaikan pangkat. Buku dalam bidang pendidikan yang dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN, nilainya 3. Sementara buku yang dicetak oleh penerbit namun  tidak ber-ISBN nilainya 1,5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar